Bahaya Raksasa Digital Asing untuk Ekonomi Indonesia

Bahaya Raksasa Digital Asing untuk Ekonomi Indonesia.Di era globalisasi digital, batas negara tak lagi ditentukan oleh garis peta, melainkan oleh sinyal internet dan algoritma. Platform asing seperti TikTok Shop, Shopee, dan Amazon kini bukan hanya tempat belanja, tapi telah menjelma menjadi aktor ekonomi raksasa yang mengubah struktur pasar lokal. Apa dampaknya bagi ekonomi Indonesia? Siapa yang sebenarnya diuntungkan?

Ekonomi Bukan Lagi Perihal Lahan, tetapi Lalu Lintas Data

Globalisasi menurut teori dalam Ekonomi Politik Internasional, bukan hanya tentang pergerakan barang dan jasa lintas negara, tapi juga mencakup modal, tenaga kerja, bahkan platform digital. Jeffrey Williamson menyebut era pasca-Perang Dunia II sebagai gelombang globalisasi kedua, dan kita hidup di versi 2.0, yaitu digital, cepat, dan tak kasat mata. 

Platform seperti TikTok Shop adalah bentuk nyata dari arus modal dan teknologi yang berpindah ke negara-negara berkembang, bukan melalui pabrik, tapi melalui aplikasi. Namun, di balik kemudahan transaksi, muncul masalah struktural, yaitu dominasi pasar oleh korporasi multinasional (MNC), ancaman terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, dan kebijakan negara yang sering kali tertinggal satu langkah.

Ketika UMKM Berperang Tanpa Pelindung

Dalam perdebatan antara free trade dan protectionism, Indonesia sering berada di persimpangan. Di satu sisi, membuka pasar digital memungkinkan konsumen mendapat harga murah. Tapi di sisi lain, UMKM lokal menghadapi beban logistik dan ketidaksetaraan modal.

“Kita tidak bisa bicara mengenai persaingan sehat jika yang satu memakai sepeda, dan yang lain memakai pesawat tempur.” Ini analogi sederhana yang relevan untuk menggambarkan relasi antara UMKM dan platform global. 

Misalnya TikTok Shop, memungkinkan produk impor langsung dijual dengan harga sangat rendah. Bukan sekedar efisiensi pasar, tetapi juga soal kedaulatan ekonomi dan ketimpangan struktur pasar.

Efek Domino Dari Pasar Tradisional ke Pemutusan Rantai Produksi Lokal

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekuatan ekonomi yang sangat besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 64 juta pelaku UMKM yang secara kolektif menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Tidak hanya itu, UMKM juga menyerap sekitar 97% tenaga kerja di Indonesia, menjadikannya tulang punggung perekonomian nasional sekaligus pilar kesejahteraan sosial.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak ledakan platform digital seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop, rantai produksi lokal mulai mengalami perubahan drastis. Awalnya, platform ini dianggap sebagai jembatan digital yang membuka akses pasar lebih luas bagi pelaku UMKM. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, yaitu dominasi pemain besar yang justru mempersempit ruang gerak pelaku lokal.

Model bisnis seperti live selling di TikTok Shop atau promo besar-besaran di platform luar sering kali mengikis margin keuntungan pelaku lokal, yang tidak memiliki modal besar, sumber daya logistik, atau kapasitas produksi skala besar seperti yang dimiliki pelaku asing. Ketika harga-harga produk anjlok akibat promo, cashback, dan subsidi iklan dari platform asing, banyak pelaku UMKM kesulitan bersaing dan akhirnya memilih gulung tikar.

Pengrajin, pengepul bahan baku, kurir lokal, toko kelontong, dan distributor kecil yaitu rantai nilai lokal yang selama ini menopang ekonomi komunitas ikut tergilas oleh sentralisasi distribusi yang dikuasai oleh sistem digital milik perusahaan luar negeri. Artinya, ketika satu pelaku UMKM tumbang, yang terdampak tidak hanya pemilik usahanya, tapi juga seluruh ekosistem yang berada di sekelilingnya.

Tak kalah penting adalah isu kepemilikan data (data ownership). Platform asing secara aktif mengumpulkan dan mengolah informasi penting dari pengguna. Mulai dari pola belanja, lokasi geografis, kecenderungan tren, hingga kemampuan beli. Semua ini digunakan untuk menyusun algoritma yang semakin memperkuat posisi mereka di pasar.

Dari sudut pandang teori country risk dan capital mobility yang dibahas dalam materi Ekonomi Politik Internasional, kondisi ini mencerminkan arus modal dan informasi strategis yang keluar dari Indonesia tanpa kontrol pemerintah yang memadai. Negara kehilangan kendali atas data ekonomi warganya, sementara keuntungan yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi digital tersebut lebih banyak dinikmati oleh induk perusahaan di luar negeri.

Layanan yang beroperasi nonstop 24 jam setiap hari Senin hingga Minggu ceri188 ini menunjukkan bahwa sabung ayam online merupakan situs slot online Gacor situs judi ayam online yang memanjakan para membernya setiap hari, setiap saat, dan menerima pemain dari segala usia. situs sabung ayam menawarkan layanan pelanggan online 24 jam yang dirancang khusus untuk memberikan layanan pelanggan terbaik kepada agen sabung ayam anggotanya. Hal ini untuk memastikan anda merasa nyaman dan dapat langsung terhubung dengan layanan situs sabung ayam resmi.Kemudian tim akan melayani anda ids388.

Leave a Reply